Kamis, 05 April 2012

Kata Mutiara Amanat Bung Karno Tentang Wanita

Tentang wanita
 

• Tetapi pikiran saya melayang, melayang memikirkan satu soal-soal W
a n i t a. Kemerdekaan! Bilakah Sarinah-Sarinah mendapat
kemerdekaan! Tetapi, ya kemerdekaan yang bagaimana? Kemerdekaan
yang di kehendaki oleh pergerakan feminismekah, yang hendak,
menyamaratakan perempuan dalam segala hal dengan laki-laki?.
Kemerdekaan ala Kartini? Kemerdekaan ala Chalidah Hanum?
Kemerdekaan ala Kollontay?

• Sesungguhnya kita harus belajar insaf, bahwa soal masyarakat dan
Negara adalah soal laki-laki dan perempuan, soal perempuan dan lakilaki.
Dan soal perempuan adalah suatu soal masyarakat dan negara.

• Dan kemanusiaan akan terus pincang, selama saf yang sstu menindas
saf yang lain. Harmoni hanya dapat tercapai, kalau tidak ada saf satu di
atas yang lain, tetapi dua "saf" itu sama derajat, berjajar yang satu
dengan yang lain, yang satu memperkuat yang lain. Tetapi masingmasing
menurut kodratnya Beograd.

• Kaum laki-laki marilah kita memikirkan soal ini. Dan marilah kita ikut
memikirkan soal perempuan sebab di dalam masyarakat sekarang ini,
saya melihat bahwa kadang-kadang kaum laki-laki terlalu main Yang
Dipertuan di atas soal-soal yang mengenai perempuan.

• Tiada masyarakat manusia satupun dapat berkemajuan, kalau lakiperempuan
yang satu tidak membawa yang lain, karenanya janganlah
masyarakat laki-laki mengira, bahwa ia dapat maju subur, kalau tidak
dibarengi oleh kemajuan masyarakat perempuan pula.

• Janganlah laki-laki mengira, bahwa bisa ditanam suatu kultur yang
sewajar-wajarnya kultur, kalau perempuan dihinakan di dalam kultur
itu.

• Atau benar pula perkataan Baba O´llah, yang menulis bahwa: "laki-laki
dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya se-ekor burung. Jika dua
sayap itu sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai kepuncak
yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka
tak dapatlah terbang burung itu sama sekali."

• Sungguh benar perkataan Charles Fourier kalau ia mengatakan: "bahwa
tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat, adalah ditetapkan
oleh tinggi rendahnya tingkat kedudukan perempuan di dalam
masyarakat itu".

• Manakala patriarchat sekarang ini membawa ketidak adilan masyarakat
kepada kaum perempuan, maka Matriarchat membawa ketidak adilanmasyarakat
kepada kaum laki-laki. Masyarakat tidak terdiri dari kaum
laki-laki saja, dan tidak pula dari kaum perempuan saja.
Masyarakat adalah terdiri dari kaum laki-laki dan perempuan, dari
kaum perempuan dan kaum laki-laki. Tak sehatlah masyarakat itu,
manakala salah satu pihak menindas kepada yang lain, tak peduli fihak
mana yang menindas dan tak peduli fihak mana yang tertindas.
Masyarakat itu hanyalah sehat, manakala ada perimbangan hak dan
perlakuan antara kaum laki-laki dan perempuan yang sama tengahnya,
sama beratnya, sama adlinya.

• Saya bukan pecinta matriachat, saya adalah pecinta patriarchat bukan
karena saya seorang laki- laki, akan tetapi ialah karena kodrat alam
menetapkan patriarchat lebih utama dari Matriarchat. Kodrat
menetapkan hukum keturunan lebih selamat dengan hukum perbapaan.

• Saya pecinta patriarchat, tetapi hendaklah patriarchat, itu satu
patriarchat yang adil, satu patriarchat yang tidak menindas kepada
kaum perempuan, satu patriarchat yang tidak mengekses kepada
kezaliman laki-laki di atas kaum perempuan. Satu patriarchat yang
"parental".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar